Minggu, 22 Juni 2014

RENCANA AWAL SEBELUM MEMBANGUN

Membangun hunian pasti menjadi angan-angan setiap orang,karena pada dasarnya,rumah atau tempat tinggal permanen adalah impian bagi setiap orang. tapi banyak orang yang merasa sangat kesulitan untuk memulai membangun hunian idaman.
 Sebenarnya cara membangun hunian permanen tidak sesulit yang di bayangkan ,asalkan kita tahu hal-hal yang di pertimbangkan.
Ada baiknya sebelum rencana membangun di mulai,kita memperhatikan hal2 yg akan saya bahas di bawah ini,jika sekiranya sudah mantap untuk mendirikan sebuah bangunan,saya DENDY dkk akan selalu siap untuk membantu,baik dalam hal tenaga ataupun pemikiran. trm ksh

contac person
 tlp/whatsapp : 081519270001





REKAP JUMLAH HUJAN

Rekap jumlah hujan untuk tambahan waktu pelaksanaan proyek

Kali ini kita akan membahas seputar pentingnya rekap jumlah hujan untuk meminta tambahan waktu pelaksanaan proyek, mencatat jumlah jam hujan secara rutin bisa jadi tergolong sebagai pekerjaan yang membosankan dan kesanya kurang kerjaan, memang kelihatanya sangat sederhana namun sangat besar manfaatnya apabila dikemudian hari terjadi suatu hal yang tidak diharapkan, misalnya terjadi keterlambatan proyek yang berpotensi memberikan kerugian besar, ada denda keterlambatan proyek yang harus dibayar, nilainya bisa sampai sekian milyar pada proyek skala besar, denda tersebut bisa saja hilang apabila kita berhasil meminta tambahan waktu dengan alasan tepat, contohnya proyek terpaksa berhenti saat hujan berlangsung sehingga sebagai pelaksana konstruksi kita berhak mendapatkan pengganti waktu untuk detik-detik yang hilang tersebut, beginilah ilustrasinya :-)

Misalnya kita mengerjakan proyek dengan kontrak senilai 200 milyar dikerjakan selama setahun dari tanggal 1 januari sampai dengan 31 desember, denda keterlambatan perhari adalah 1/1000 dari nilai kontrak atas kesalahan pelaksana konstruksi. kontrak akan diputus jika besarnya denda melebihi 5% dari nilai kontrak.
Nah.. dalam perjalananya ternyata terjadi keterlambatan proyek, waktunya mundur selama 2 bulan, alasanya bisa karena bermacam hal, entah karena faktor kesalahan manajemen, terlalu santai,kekurangan bahan bangunan atau hal-hal lainya. dalam kondisi tersebut berarti kita mengalami kerugian sebesar:
  • Denda keterlambatan proyek perhari = 1/1000 x 200 milyar = 200 juta/hari.
  • Kita terlambat 2 bulan, maka total denda yang harus dibayar = Rp.200 juta/hari x 45 hari = 9Milyar.
Wauw.. terkana denda Rp.9.000.000.000,- yang melayang begitu saja, tentunya kita tidak mau rugi karena kehilangan uang sebesar itu. salah satu solusinya adalah meminta penambahan waktu, tapi kita perlu mencari alasan yang tepat agar disetujui owner dan sah secara hukum, salah satunya yaitu terpaksa berhentinya proyek akibat terjadi hujan. jadi kita perlu menyiapkan data jumlah hujan untuk keperluan ini.
Contoh Rekap Bulanan Jumlah Hujan saat Proyek Berlangsung
  1. Januari = 220 jam
  2. Februari  = 195 jam
  3. Maret = 104 jam
  4. April = 98 jam
  5. Mei = 87 jam
  6. Jini = 79 jam
  7. Juli = 55 jam
  8. Agustus = 67 jam
  9. September = 85 jam
  10. Oktober = 90  jam
  11. November = 175 jam
  12. Desember = 205 jam
Total jam hujan = 1460 jam,
Jadi total waktu hujan selama pelaksanaan proyek berlangasung adalah 1194 jam/24/30 = 2,03 bulan.
Data hujan ini perlu kita siapkan dari awal, agar sah secara hukum maka kita perlu membuat pemantauan dan pelaporan cuaca secara rutin, tiap bulan minta tanda tangan atau disahkan oleh pelaksana konstruksi, Konsultan pengawas/managemen konstruksi,perencana proyek dan owner sebagai pemilik proyek. syukur-syukur kalau ada data resmi dari Badan Meteorologi dan geofisika (BMKG).

Nah.. kita mendapatkan tambahan waktu 2,03 bulan akibat terjadinya hujan, memang benar bahwa hujan itu adalah berkah :-) , selesai sudah masalah yang kita hadapi, 9 Milyar tidak jadi melayang. dari situ kita bisa melihat bahwa melakukan pencatatan dan pelaporan rekap cuaca harian, mingguan dan bulanan itu sangat penting ,jadi hendaknya tidak diabaikan :-)

CARA MENGHITUNG RAB

Ada banyak metode yang dapat digunakan untuk memperkirakan biaya untuk mewujudkan sebuah bangunan, diantara sekian metode tersebut tentu ada yang paling gampang sekaligus cepat, sebelumnya kita telah mengenal sistem analisa harga stuan bangunan yang biasa disebut sebagai AHS namun untuk menghitungnya harus dibuat secara rinci pada setiap detail masing-masing pekerjaan sehingga membutuhkan waktu dan olah pikir yang tidak sedikit, ada juga yang hanya menggunakan harga satuan saja sehingga tinggal mengalikan volume dengan harga pekerjaan, namun semua langkah tersebut rasanya belum terlihat mudah dan praktis untuk digunakan oleh masyarakat umum yang tidak mendalami secara khusus tentang ilmu teknk sipil arsitektur khususnya rencana anggaran biaya bangunan, Nah.. disini kita akan mencoba menjelaskan cara mudah menghitung RAB rumah yaitu dengan sistem m2 luas bangunan.

Rumus menghitung RAB secara mudah

RAB rumah = Luas rumah x harga per m2 bangunan

Contohnya begini: kita akan membangun rumah ukuran 6m x 6m, lalu kita cari informasi berapa harga per m2 bangunan pada daerah tersebut, misalnya kita dapatkan data harga rumah Rp.2.500.000,-/m2 maka total biaya yang dibutuhkan untuk membangun rumah tersebut sampai selesai adalah:
  • Luas bangunan = 6m2 x 6m2 = 36m2.
  • RAB rumah = 36m2 x Rp.2.500.000,- = Rp.90.000.000,- (sembilan puluh juta rupiah).
Mudah bukan? intinya kita membutuhkan dua data penting yaitu luas rumah dan harga per m2 bangunan. Cara ini tentu punya kelebihan dan kekurangan, oleh karena itu mari kita coba ungkap disini.
Kelebihan
  1. Data yang dibutuhkan tidak terlalu banyak, sehingga bisa lebih mudah dan cepat dalam menghitung.
  2. Dapat digunakan oleh masyarakat umum yang belum mengenal ilmu rencana anggaran biaya bangunan secara mendalam.
Kekurangan
  1. Tingkat ketelitianya masih jauh dibawah sistem analisa harga satuan pekerjaan.
  2. Tidak bisa dijadikan patokan untuk menghitung kebutuhan material dan tenaga bangunan.
  3. Tidak bisa dijadikan sebagai dasar perjanjian kontrak kerja proyek konstruksi.

Demikian penjelasan tentang cara mudah untuk menghitung biaya bangun rumah ini, cara lainya bisa menggunakan software RAB sehingga tinggal memasukan data lalu terlihatlah perkiraan RAB rumah, jika ada yang hendak menambahkan ilmu tentang ini silahkan dituliskan dibawah, semoga bermanfaat :-)

MEMBUAT SIKU BANGUNAN & PENENTUAN LOKASI

Cara membuat sudut siku bangunan

Cara membuat sudut siku bangunan merupakan ilmu yang sering digunakan dalam pelaksanaan pembangunan konstruksi gedung bertingkat tinggi. dalam pembangunan rumah tinggal juga digunakan dalam proses pekerjaan bow plank sehingga didapatkan sebuah konstruksi yang siku. kenapa harus siku? meskipun terkesan sederhana namun kesikuan ini akan mempengaruhi keindahan, kekuatan dan bahkan biaya bangunan. pelaksana bangunan yang khusus menangani pembuatan dan pengecekan kesikuan ini dinamakan sebagai surveyor atau uitzet. inilah beberapa alasan kenapa harus dibuat siku:
  • Perabot rumah tangga seperti almari berbetuk siku sehingga akan memudahkan perletakanya pada sudut ruangan yang siku.
  • Sisa pemasangan keramik pada sisi ruangan akan lebih rapi dan hemat material.
  • Gedung bertingkat tinggi memerlukan perletakan kolom yang tepat secara horizontal maupun vertikal sehingga tercipta konstruksi yang kuat sesuai perencanaan.

Membuat sudut siku dengan teodolit ( Surveyor )
Caranya alat teodolit didirikan terlebih dahulu dengan syarat kaki-kaki berada pada posisi aman, gelembung pada tabung nivo datar dan nivo tegak berada didalam lingkaran. selanjutnya surveyor siap membidik melalui teropong teodolit menuju titik awal pembuatan sudut siku dengan bantuan staf surveyor menunjukan titik dengan alat bantu pensil lancip, setelah arah teropong teodolit mengarah dengan tepat pada titik tujuan lalu surveyor melakukan penguncian sudut 0 kemudian memutar 90 derajat, selanjutnya membuat titik bari dari hasil bidikan teodolit. langkah ini jika menggunakan alat ukur teodolit konvensional, karena dalam sistem digital seperti Total Section mempunyai cara tersendiri.

Membuat sudut siku cara segitiga ( Tukang bangunan )
Pembuatan dengan cara ini merupakan penerapan dari salah satu rumus segitiga yang apabila diterapkan pada pelaksanaan bangunan akan menghasilkan sudut siku 90 derajat. peralatan yang digunakan adalah benang ukur, patok atau paku, serta meteran. intinya adalah membuat sebuah segitiga yang ketiga sisinya mempunyai perbandingan panjang 3 : 4 : 5 , misalnya bisa menggunakan ukuran 3 m : 4 m : 5 m

Ukuran yang digunakan dalam pembuatan sudut siku bangunan ini dapat bervariasi sesuai perbandingan 3:4:5 contohnya jika 3 dipakai 60 cm maka 4 adalah 80 cm dan 5 menjadi 100 cm sehingga dapat digunakan ukuran 60 cm : 80 cm : 100 cm, demikian sebuah contoh cara menentukan kesikuan bangunan.


   PENENTUAN LOKASI

dalam menentukan lokasi sebelum membangun rumah,kita perlu jeli mengamati perkembangansuatu wilayah yang berkaitan erat dengan perkembangan suatu daerah,sebaiknya dalam menentukanpilihan terhadap lokasi rumah tersebut harus di cocokan dengan peta wilayah tersebut,terutama melihat wilayah tersebut secara makro seperti: akses jalan,lintasan kabel tegangan tinggi dll...
 informasi ini bersifat sebagai pelengkap gagasan untuk menentukan lokasi,hasil pengamatan tersebut dapat di pergunakan untuk membandingkan  kelebihan dan kekurangan pada beberapa alternatif lokasi rumah yang paling menarik minat...
sebelum memutuskan untuk membeli tanah lokasi rumah,sebaiknya di periksa dulu aspek legalitas atas lokasi tersebut., adapun aspek legalitas yang bisa di tanyakan adalah tentang keabsahan kepemilikan atas tanah tersebut tidak dalam permasalahan,selain dari tetangga lokasi,dapat juga bertanya ke kelurahan atau kecamatan setempat....
 Pemilihan lokasi juga akan berdampak  terutama pada biaya material,karena membangun rumahdi daerah yang jauh dan sulit untuk pendatangan material bangunan tentu akan menyebabkan harga pembangun menjadi lebih mahal.

ARTI BANGUNAN versi PEMBUATBANGUNAN.

Bangunan adalah struktur buatan manusia yang terdiri atas dinding dan atap yang didirikan secara permanen di suatu tempat. Bangunan juga biasa disebut dengan rumah dan gedung, yaitu segala sarana, prasarana atau infrastruktur dalam kebudayaan atau kehidupan manusia dalam membangun peradabannya. Bangunan memiliki beragam bentuk, ukuran, dan fungsi, serta telah mengalami penyesuaian sepanjang sejarah yang disebabkan oleh beberapa faktor, seperti bahan bangunan, kondisi cuaca, harga, kondisi tanah, dan alasan estetika.
Bangunan mempunyai beberapa fungsi bagi kehidupan manusia, terutama sebagai tempat berlindung dari cuaca, keamanan, tempat tinggal, privasi, tempat menyimpan barang, dan tempat bekerja. Suatu bangunan tidak bisa lepas dari kehidupan manusia khususnya sebagai sarana pemberi rasa aman dan nyaman.